Kamis, 11 April 2013


Pembelajaran mengamalkan Al Qur’an dan Hadist
A.   Tujuan dan indikator pembelajaran mengamalkan Al Qur’an dan Hadist.
Sebagaimana telah diketahui bahwa Al Qur’an dan Hadist adalah sumber hukum dan pedoman hidup utama ummat islam, maka semestinya ummat islam wajib mempelajari dan mengkaji apa yang terkandung didalam Al Qur’an dan Hadist tersebut.
Selain dipelajari dan dikaji, tentunya perlu ada pengamalan dari apa yang dipelajari dan dikaji dari Al Qur’an dan Hadist tersebut, sebab ilmu yang tidak diamalkan diibaratkan seperti pohon yang tidak berbuah. Oleh karena itu, seorang guru selain menjadi pengajar juga harus bisa menjadi pembimbing, motivator, serta teladan bagi murid-muridnya agar supaya apa yang diajarkannya dapat diamalkan oleh murid-muridnya.
Tujuan dan rumusan indikator adalah satu kesatuan dan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam hal proses pembelajaran, sebab indikator akan sulit dirumuskan tujuan pembelajaran belum ditetapkan.
Begitu pula halnya dengan pembelajaran mengamalkan Al Qur’an dan Hadist untuk merumuskan indikatornya perlu ditetapkan terlebih dahulu apa tujuan dari pembelajaran tersebut.
Banyak hal yang menjadi objek pembahasan dalam pembelajaran Al Qur’an dan Hadist, misalnya mengenai larangan berbuat syirik, berbuat baik keppada orang tua dan larangan mendurhakainya, penanaman sikap jujur, dan lain-lain.




Berikut satu contoh berkaitan dengan tujuan pembelajaran mengamalkan Al-Qur’an dan Hadist dengan topik tentang perintah berbuat baik kepada orang tua :
1.      Siswa dapat mengetahui ayat dan hadist tentang perintah berbuat baik kepada kedua orang tua.
2.      Siswa dapat memahami isi kandungan ayat dan hadist tentang perintah berbuat baik kepada kedua orang tua.
3.      Siswa dapat menjalankan perintah berbuat kepada kedua orang tua.
Dari ketiga tujuan diatas maka dapat dirumuskan indikator pembelajarannya sebagai berikut :
1.      Membacakan ayat dan hadist tentang perintah berbuat baik kepada kedua orang tua.
2.      Menjelaskan isi kandungan ayat-ayat dan hadist tentang perintah berbuat baik kepada kedua orang tua.
3.      Memotivasi siswa untuk melaksanakan perintah berbuat baik kepada kedua orang tua.
Selain contoh diatas, tentunya, masih banyak contoh-contoh lain yang tentunya tidak dapat kami paparkan satu persatu.







B.   Desain dan evaluasi pembelajaran mengamalkan Al Qur’an dan Hadist.
Dalam mendesain peroses pembelajaran mengamalkan Al Qur’an dan Hadist yang tepat agar proses pembelajaran tersebut bisa sukses dan berhasil, diperlukan keahlian, kecerdasan, dan kekereatifitasan seorang guru dalam mendesainnya. Sebab jika seorang guru salah dalam mendesain proses pembelajaran mengamalkan Al Qur’an dan Hadist maka apa yang ia ajarkan hanya akan sia-sia karena tidak ada implementasi dalam kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajaran mengamalkan Al Qur’an dan Hadist tentunya metode yang paling dominan adalah metode praktek misalnya praktek berbuat baik kepada kedua orang tua.
Selain praktek keteladanan dari guru juga merupakan hal yang tidak kalah pentingnya karena murid akan meneladani gurunya, jika guru bisa memberikan teladan dengan mengamalkan apa yang ia ajarkan maka paling tidak murid akan mendapatkan referensi dan contoh teladan. Begitu pula sebaliknya, jika gurunya sendiri tidak mengamalkan apa yang ia ajarkan, maka jangan berharap murid akan mengamalkan apayang diajarkan gurunya yang sering diistilahkan guru kencing berdiri murid kencing berlari.
Selain untuk dijadikan teladan, didalam islam seorang guru atau siapapun wajib melaksanakan apa yang ia katakan karena murka Allah SWT amat besar terhadap orang yang mengatakan sesuatu tapi tidak dilakukan, hal tersebut berdasarkan firman didalam Al Qur’an Surah Ash Shaff artinya :
·         Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”(QS. Ash Shaff : 2-3).

Setelah desain selesai dan proses pembelajaran telah berjalan, maka hal selanjutnya adalah evaluasi hasil pembelajaran untuk dapat mengetahui apakah proses pembelajaran berhasil atau gagal.

Dalam hal evaluasi hasil pembelajaran mengamalkan Al Qur’an dan Hadist, seorang guru dapat menggunakan 2 metode yaitu metode tes misalnya ujian praktek, dan metode nontes seperti observasi atau pengamatan.
Untuk pembelajaran mengamalkan Al Qur’an Hadist sebaiknya metode nontes harus lebih dominan daripada metode tes, sebab dengan menggunakan metode nontes seperti observasi seorang guru dapat mengamati dan menilai perilaku dan tingkah laku muridnya sehari-hari dan tidak hanya terbatas pada saat proses pembelajaran.
Akan tetapi jika yang lebih dominan adalah metode tes seperti menguji dengan cara praktek maka hasil evaluasipun akan kurang maksimal dikarenakan murid telah bersiap-siap sedangkan persoalan apakah murid tersebut mengamalkan apa yang diajarkan kepadanya diluar jam sekolah atau dalam kehidupan sehari-harinya akan sulit dideteksi oleh gurunya, oleh karena itulah alasan mengapa metode nontes sebaiknya lebih dominan digunakan daripada metode tes.










BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Dari uraian singkat makalah yang telah kami susun ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1.      Tujuan dan indikator pembelajaran Al Qru’an dan Hadist adalah sesuatu yang sangat penting dan memiliki keterkaitan yang cukup erat, sebab indikator tidak berguna jika tujuan tidak ada dan tujuan akan sulit dicapai bila indikator tidak ada.
2.      Untuk desain pembelajaran mengamalkan Al Qur’an Hadist diperlukan keahlian, kecerdasan, kekereatiftasan, serta keteladanan guru. Sedangkan untuk evaluasi sebaiknya metode nontes lebih dominan daripada metode tes untuk mendeteksi apakah murid tersebut betul-betul mengamalkan apa yang diajarkan kepadanya diamalkan dalam kehidupan sehari-harinya.
B.   Saran/Harapan.
Penulis sadar penulis hanya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahaan, kekeliruan, dan kekhilafan, maka jika didalam makalah yang telah kami susun ini di temukan banyak kekurangan, kekeliruan, serta kesalahan kami dari kelompok IX memohon maaf yang sebesar-besarnya serta mengharapkan bantuan, saran, dan kritiknya demi perbaikan dan penyempurnaan makalah saya ini.




Pembelajaran mengamalkan Al Qur’an dan Hadist
A.   Tujuan dan indikator pembelajaran mengamalkan Al Qur’an dan Hadist.
Sebagaimana telah diketahui bahwa Al Qur’an dan Hadist adalah sumber hukum dan pedoman hidup utama ummat islam, maka semestinya ummat islam wajib mempelajari dan mengkaji apa yang terkandung didalam Al Qur’an dan Hadist tersebut.
Selain dipelajari dan dikaji, tentunya perlu ada pengamalan dari apa yang dipelajari dan dikaji dari Al Qur’an dan Hadist tersebut, sebab ilmu yang tidak diamalkan diibaratkan seperti pohon yang tidak berbuah. Oleh karena itu, seorang guru selain menjadi pengajar juga harus bisa menjadi pembimbing, motivator, serta teladan bagi murid-muridnya agar supaya apa yang diajarkannya dapat diamalkan oleh murid-muridnya.
Tujuan dan rumusan indikator adalah satu kesatuan dan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam hal proses pembelajaran, sebab indikator akan sulit dirumuskan tujuan pembelajaran belum ditetapkan.
Begitu pula halnya dengan pembelajaran mengamalkan Al Qur’an dan Hadist untuk merumuskan indikatornya perlu ditetapkan terlebih dahulu apa tujuan dari pembelajaran tersebut.
Banyak hal yang menjadi objek pembahasan dalam pembelajaran Al Qur’an dan Hadist, misalnya mengenai larangan berbuat syirik, berbuat baik keppada orang tua dan larangan mendurhakainya, penanaman sikap jujur, dan lain-lain.




Berikut satu contoh berkaitan dengan tujuan pembelajaran mengamalkan Al-Qur’an dan Hadist dengan topik tentang perintah berbuat baik kepada orang tua :
1.      Siswa dapat mengetahui ayat dan hadist tentang perintah berbuat baik kepada kedua orang tua.
2.      Siswa dapat memahami isi kandungan ayat dan hadist tentang perintah berbuat baik kepada kedua orang tua.
3.      Siswa dapat menjalankan perintah berbuat kepada kedua orang tua.
Dari ketiga tujuan diatas maka dapat dirumuskan indikator pembelajarannya sebagai berikut :
1.      Membacakan ayat dan hadist tentang perintah berbuat baik kepada kedua orang tua.
2.      Menjelaskan isi kandungan ayat-ayat dan hadist tentang perintah berbuat baik kepada kedua orang tua.
3.      Memotivasi siswa untuk melaksanakan perintah berbuat baik kepada kedua orang tua.
Selain contoh diatas, tentunya, masih banyak contoh-contoh lain yang tentunya tidak dapat kami paparkan satu persatu.







B.   Desain dan evaluasi pembelajaran mengamalkan Al Qur’an dan Hadist.
Dalam mendesain peroses pembelajaran mengamalkan Al Qur’an dan Hadist yang tepat agar proses pembelajaran tersebut bisa sukses dan berhasil, diperlukan keahlian, kecerdasan, dan kekereatifitasan seorang guru dalam mendesainnya. Sebab jika seorang guru salah dalam mendesain proses pembelajaran mengamalkan Al Qur’an dan Hadist maka apa yang ia ajarkan hanya akan sia-sia karena tidak ada implementasi dalam kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajaran mengamalkan Al Qur’an dan Hadist tentunya metode yang paling dominan adalah metode praktek misalnya praktek berbuat baik kepada kedua orang tua.
Selain praktek keteladanan dari guru juga merupakan hal yang tidak kalah pentingnya karena murid akan meneladani gurunya, jika guru bisa memberikan teladan dengan mengamalkan apa yang ia ajarkan maka paling tidak murid akan mendapatkan referensi dan contoh teladan. Begitu pula sebaliknya, jika gurunya sendiri tidak mengamalkan apa yang ia ajarkan, maka jangan berharap murid akan mengamalkan apayang diajarkan gurunya yang sering diistilahkan guru kencing berdiri murid kencing berlari.
Selain untuk dijadikan teladan, didalam islam seorang guru atau siapapun wajib melaksanakan apa yang ia katakan karena murka Allah SWT amat besar terhadap orang yang mengatakan sesuatu tapi tidak dilakukan, hal tersebut berdasarkan firman didalam Al Qur’an Surah Ash Shaff artinya :
·         Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”(QS. Ash Shaff : 2-3).

Setelah desain selesai dan proses pembelajaran telah berjalan, maka hal selanjutnya adalah evaluasi hasil pembelajaran untuk dapat mengetahui apakah proses pembelajaran berhasil atau gagal.

Dalam hal evaluasi hasil pembelajaran mengamalkan Al Qur’an dan Hadist, seorang guru dapat menggunakan 2 metode yaitu metode tes misalnya ujian praktek, dan metode nontes seperti observasi atau pengamatan.
Untuk pembelajaran mengamalkan Al Qur’an Hadist sebaiknya metode nontes harus lebih dominan daripada metode tes, sebab dengan menggunakan metode nontes seperti observasi seorang guru dapat mengamati dan menilai perilaku dan tingkah laku muridnya sehari-hari dan tidak hanya terbatas pada saat proses pembelajaran.
Akan tetapi jika yang lebih dominan adalah metode tes seperti menguji dengan cara praktek maka hasil evaluasipun akan kurang maksimal dikarenakan murid telah bersiap-siap sedangkan persoalan apakah murid tersebut mengamalkan apa yang diajarkan kepadanya diluar jam sekolah atau dalam kehidupan sehari-harinya akan sulit dideteksi oleh gurunya, oleh karena itulah alasan mengapa metode nontes sebaiknya lebih dominan digunakan daripada metode tes.










BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Dari uraian singkat makalah yang telah kami susun ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1.      Tujuan dan indikator pembelajaran Al Qru’an dan Hadist adalah sesuatu yang sangat penting dan memiliki keterkaitan yang cukup erat, sebab indikator tidak berguna jika tujuan tidak ada dan tujuan akan sulit dicapai bila indikator tidak ada.
2.      Untuk desain pembelajaran mengamalkan Al Qur’an Hadist diperlukan keahlian, kecerdasan, kekereatiftasan, serta keteladanan guru. Sedangkan untuk evaluasi sebaiknya metode nontes lebih dominan daripada metode tes untuk mendeteksi apakah murid tersebut betul-betul mengamalkan apa yang diajarkan kepadanya diamalkan dalam kehidupan sehari-harinya.
B.   Saran/Harapan.
Penulis sadar penulis hanya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahaan, kekeliruan, dan kekhilafan, maka jika didalam makalah yang telah kami susun ini di temukan banyak kekurangan, kekeliruan, serta kesalahan kami dari kelompok IX memohon maaf yang sebesar-besarnya serta mengharapkan bantuan, saran, dan kritiknya demi perbaikan dan penyempurnaan makalah saya ini.